Monday, August 17, 2009

Merah Putih dari timur... (Catatan sejarah dari Salakan)

"Dari sabang sampai merauke...
berjajar pulau-pulau...
sambung menyambung menjadi satu...
Itulah Indonesia....

17 Agustus datang lagi, seperti biasa rakyat Indonesia larut dalam keceriaan dan kemeriahan merayakan Independence day-nya Indonesia ini. Sebagai bentuk perhargaan terhadap segala macam perjuangan yang telah dilakukan pahlawan-pahlawan kita. Dijalanan, di perkantoran, bahkan dirumah-rumah penduduk sekarang memiliki satu tema "merah putih". Seperti sebait lagu ciptaan R. Suharjo diatas, Indonesia, dari sabang sampai merauke, bergembira dalam euforia kemerdekaan.

Kalau dilihat dari sejarah, jajaran pulau-pulau indonesia dari sabang sampai merauke baru tercipta setelah tahun 1962. Setelah terjadinya operasi Mandala, dengan tiga butir trikora, yang salah satunya mengomandokan untuk mengembalikan irian barat ke pangkuan ibu pertiwi, dan menewaskan sang pahlawan kita di laut Aru, Komodor Yos Sudarso. Sang Komodor tewas setelah kapal KRI Macan Tutul yang dinaikinya tenggelam dihantam peluru Belanda.Satu ucapan beliau yang terkenal yaitu " Kobarkan semangat pertempuran!"

Cerita sejarah perebutan irian barat mungkin sudah sangat kita kenal, karena menjadi salah satu topik yang dipelajari di pelajaran sejarah. Maka sepertinya saya tak perlu membahas terlalu panjang untuk kembali bercerita tentang operasi heroik tersebut. Yang ingin saya ingin sharing adalah saksi bisu dari perjuangan tersebut. Ya.. setelah 64 tahun Indonesia merdeka dan 47 tahun Irian barat kembali kepangkuan kita, namun kita masih melihat tanah yang direbut dengan susah payah ini seperti ditinggalkan.

Tahukah Anda pulau Peling??? tak banyak yang tahu... Kalau kota Salakan??? Ada bebrapa yang kenal... Kalau Kepulauan Banggai??? Ya sebagian kecil tahu....
Salakan, kota kabupaten kepulauan banggai, yang terletak di pulau peling ini memang tak begitu terdengar gaungnya di ranah sejarah nasional. Namun satu hal yang pasti, pulau ini menjadi tempat maha penting dalam peranannya mewujudkan Indonesia dari sabang sampai merauke...

Tidak berlebihan jika saya menyebutnya "maha penting" karena disinilah, dikota Salakan, strategi perebutan Irian barat disusun. Pulau ini menajadi markas operasi mandala yang waktu itu dipimpin Soeharto untuk penyusunan langkah2 perebutan Irian barat kembali kepangkuan indonesia. Namun seperti juga daerah timur lainnya, yang jauh dari hiruk pikuknya ibukota, kota ini seperti terlupakan.

Salakan, saya beruntung sampai di kota ini. Sungguh saya juga tidak tahu sebelumnya kalau ada kota yang namanya salakan apalagi sejarah yang menyelimutinya. Namun begitulah, Indonesia tak hanya bagian barat saja, sekali-kali berlayarlah anda ke timur maka anda akan mendapati eksotisme indonesia sesungguhnya. Untuk mencapai kota ini anda dapat menaiki kapal penumpang dari pelabuhan Lalong di Kota Luwuk. Perjalanan akan ditempuh dalam waktu 4 jam, tapi percayalah perjalanan itu akan terasa singkat karena anda akan dibuat terpesona oleh indahnya laut biru.

Sebagai kota kabupaten, Salakan sebenarnya jauh dari kata "kota". Listrik hanya hidup 12 jam disini, siang mati malam hidup. Saya ingat salah satu teman saya yang juga pergi ke salakan bersama saya waktu itu tidak menemukan Aqua dingin yang dia inginkan. Ya tentu saja, karena disini listrik terbatas, maka tak ada es di siang hari. Jika anda ingin ke rumah sakit, disini hanya ada Puskesmas. Kemudian infrastruktur jalan pun masih dalam tahap pembangunan. Ingat jika anda mau pakai HP, pastikan kartu anda Indosat, kalau tidak matikan saja.

Di pulau ini juga bermukim suku laut Bajo. Suku pelaut tangguh ini mengisi setiap pesisir laut pulau peling. Konon katanya suku ini tersebar diseluruh dunia dan memiliki keterkaitan yang unik. Suatu saat saya ingin mengetahuinya. Keunikan suku ini adalah rumahanya yang dibangun diatas laut, ya suku lebih banyak dilaut, bahakan menurut salah satu info dari situs yang saya baca, suku bajo hanya naik kedarat setiap enam bulan sekali... Untuk hal ini saya kayanya harus banyak baca referensi dulu.

Salakan memang baru saja berdandan karena baru saja menjadi ibukota kabupaten. Namun sesungguhnya daerah ini sangat kaya dengan hasil laut, beragam species makhluk hidup disini, rumput laut, dan hasil laut lainnya dan tentu saja ciri khas timur: Mutiara. Bahkan dari perjalanan saya dapat menyimpulkan juga bahwa keindahan alam bawah laut disini juga luar biasa. Namun hal itu sepertinya tak memberi arti apa-apa Salakan tetap saja seperti itu.

Dulu ketika di Indonesia barat saya juga tidak terlalu ambil pusing dengan daerah lain, namun setelah disini saya seperti tersentak dengan realita. Indonesia itu luas, dan beberapa daerah bahkan masih berjuang untuk menikmatinya. Setiap 17 Agustus merah putih berkibar, namun tak pernah sama yang terasa.
Disini, di tempat matahari terbit lebih awal, tapi mereka justru tertinggal sangat jauh. Disini merah putih juga berkibar indah, namun kibarannya tak semegah yang lainnya. Ditimur indonesia, salakan seperti terlupakan sejarah, hanya sebuah tugu yang menandai bahwa disini telah terjadi peristiwa luar biasa. Dengan kesenjangan yang terjadi, masih kah nasionalisme mereka dipertanyakan???Disini, ditimur indonesia, mereka menanti bukti nyata dari sebuah negara yang bernama Indonesia. Hingga suatu saat mereka dapat menikmati kemerdekaan yang sama dengan daerah lainnya... semoga..
Mari kita lanjutkan lagunya...

Indonesia tanah airku...
Aku berjanji padamu...
Menjunjung tanah airku...
Tanah airku Indonesiaaaa..........





Tugu trikora di Kota Salakan menjadi penanda bahwa disini pernah ada peristiwa sejarah... (foto diambil dari atas kapal penumpang salakan-luwuk)

Monday, August 10, 2009

Saya tak punya cita2, tapi saya (paling tidak) bisa mewujudkan cita2 mereka....

Koto Tuo Tanjung, 15 Tahun yang lalu..
Hari itu saya lagi ada pelatihan dokter kecil, karna kecil jadi yang dipelajari juga yang kecil-kecil seperti pasir, kuman, upil..eh ga deng...
Pada saat itulah salah seorang kakak pengajar yang cantik seperti Novia Kolopaking (maklum waktu itu lagi musim sinetron Siti Nurbaya) bertanya, " Hayo siapa yang mau jadi dokter beneran???
Semua tunjuk tangan kecuali saya. Si Novia Kolopaking pun menatap saya, dan saya pun menatapnya pandangan kami bertemu dan tanpa terasa ada getar... hei stop kamu kan masih kecil waktu itu.. eh iya hehehee, serius lagi.. Si NK bertanya kepada saya, " Kenapa kamu ga mau jadi dokter??" Dengan lugu saya menjawab " Takut liat orang di bedah, soalnya kemaren pas ayam saya di bantai saya lari"...
......
Itu cerita ga penting saya waktu kecil, jadi kesimpulannya jadi dokter bukan cita2 saya!!!!
Tempat yang sama 14 Tahun yang lalu...
"Nilai kamu bagus pasti karena ibu kamu guru" tuduh seorang bapak2 yang ga lulus SD kepada saya. PAdahal Mak saya kan tidak ngajar di sekolah saya. Saya terkejut dan menjatuhkan gelas ditangan saya, padahal waktu itu saya lagi main kasti...(apa hubungannya?) Saya pulang sambil berlari kencang hingga terasa rumah saya kelewatan, dan saya mundur lagi kemudian dengan berapi-api karena emang lagi di dapur saya bertanya pada nyokap "Mak nilai saya bagus karena apa??? Nyokap jawab, "kenapa ya??? hayoo kenapa???" Saya bingung pemabaca ada yang tau ga???
......
Menjadi guru tidak pernah jadi cita-cita saya, karena ibu saya seorang guru, sungguh menjadi guru adalah hal yang mulia dan itu saya lihat didiri Ibu sang perempuan Luar biasa. Ibu saya menagajar didaerah terpencil, untuk mencapainya pada waktu itu Ibu saya harus naik omprengan selama 15 menit, kemudian melanjutkan kaki melintas pesawahan dan hutan selama 30 menit, sementara paginya ia harus menyiapakan segala sesuatu untuk keluarga, Terimakasih Amak.... Saya tak ingin jadi guru, karena waktu itu dipikiran saya jadi guru susah.... Kerja berat gaji kecil... Ibu saya berpesan kerja kantoran lebih enak Nak...
.....
Tempat yang sama waktu yang sama,
Seperti biasa pada saat musim hujan maka sebagai petani Ayah saya melaksanakan rutinitasnya: Turun kesawah walaupun ada lagu anak2 yang menceritakan menyenangkannya turun kesawah tapi percayalah bagi saya sang anak petani lagu itu tak berarti apa2... Siapa bilang turun kesawah, mengembala sapi itu enak??? coba saja kalau tak percaya, kalau bukan demi penyambung hidup maka saya akan lebih memilih tidur dirumah saja... Maka ketika kaki saya digigit lintah saat mencabut benih padi untuk ditanam, ayah saya datang menolong dan dengan miris ia berpesan " Belajarlah yang rajin Nak, agar kau tak perlu lagi berpanas-panas dan digigit lintah....
....
Saya akhirnya tak tahu harus jadi apa, tapi yang jelas saya tidak mau jadi dokter, guru dan petani. Maka saya biarkan saja hidup mengalir mengikuti arusnnya. Ketika SMP saya masuk SMP X atas saran paman, ketika SMA saya masuk SMA Y karna saran Kakak,ketika kuliah saya masuk jurusan Z karena kebetulan temen saya telah memilih jurusan yang saya pilih sebelumnya sehingga saya mengalah dengan melempar koin burung atau angka.
.....
Memilih pekerjaan saat ini pun bukan bagian dari rencana saya, karena memang menjadi pengangguran itu tidak enak maka saya memasukan lamaran ke semua Instansi termasuk tempat saya saat ini, dan Tuhan punya cara indah menunjukan rahmatnya, Mungkin saya tidak pernah bercita2 kerja ditempat ini tapi satu hal cita2 ibu saya tentang kerja kantoran telah terwujud, dan kerja di ruangan AC dan tak lagi panas2 sesuai keinginan ayah saya juga telah terlaksana.
....
Saya tak punya cita2 tapi saya berhasil mewujudkan cita2 kedua orang tua saya, itu saja untuk sementara sudah cukup....

Saturday, August 8, 2009

Baru mulai...

seperti biasa setiap buka internet saya selalu mampir di blog nguping jakarta, sekedar untuk jingkrak-jingkrak ketawa trus guling-guling, pingsan lima menit baru sadar....
Eh setalah diteliti lebih lanjut ternyata disana ada ajakan untuk follow up.. eh maksudnya follow me eh apalah itu yang jelas akhirnya nih blog ada hehehe...
Jadi untuk pembuka saya tak mau menulis panjang soalnya judulnya udah keburu dibuat cerita pendek tentang perjalanan panjang jadi yaa ceritanya pendek trus jalan-jalan deh...
Oke deh untuk pembukaan segitu aja dulu soalnya kalau ditambah satu paragraf lagi bisa ngalahin UUD 45...