Saya tak punya cita2, tapi saya (paling tidak) bisa mewujudkan cita2 mereka....
by Khairul 'Badai' Abdi on Sunday, 09 August 2009 at 18:30
Koto Tuo Tanjung, 15 Tahun yang lalu..
Hari itu saya lagi ada pelatihan dokter kecil, karna kecil jadi yang dipelajari juga yang kecil-kecil seperti pasir, kuman, upil..eh ga deng...
Pada saat itulah salah seorang kakak pengajar yang cantik seperti Novia Kolopaking (maklum waktu itu lagi musim sinetron Siti Nurbaya) bertanya, " Hayo siapa yang mau jadi dokter beneran???
Semua tunjuk tangan kecuali saya. Si Novia Kolopaking pun menatap saya, dan saya pun menatapnya pandangan kami bertemu dan tanpa terasa ada getar... hei stop kamu kan masih kecil waktu itu.. eh iya hehehee, serius lagi.. Si NK bertnya kepada saya, " Kenapa kamu ga mau jadi dokter??" Dengan lugu saya menjawab " Takut liat orang di bedah, soalnya kemaren pas ayam saya di bantai saya lari"...
......
Itu cerita ga penting saya waktu kecil, jadi kesimpulannya jadi dokter bukan cita2 saya!!!!
Tempat yang sama 14 Tahun yang lalu...
"Nilai kamu bagus pasti karena ibu kamu guru" tuduh seorang bapak2 yang ga lulus SD kepada saya. PAdahal Mak saya kan tidak ngajar di sekolah saya. Saya terkejut dan menjatuhkan gelas ditangan saya, padahal waktu itu saya lagi main kasti...(apa hubungannya?) Saya pulang sambil berlari kencang hingga terasa rumah saya kelewatan, dan saya mundur lagi kemudian dengan berapi-api karena emang lagi di dapur saya bertanya pada nyokap "Mak nilai saya bagus karena apa??? Nyokap jawab, "kenapa ya??? hayoo kenapa???" Saya bingung pemabaca ada yang tau ga???
......
Menjadi guru tidak pernah jadi cita-cita saya, karena ibu saya seorang guru, sungguh menjadi guru adalah hal yang mulia dan itu saya lihat didiri Ibu sang perempuan Luar biasa. Ibu saya menagajar didaerah terpencil, untuk mencapainya pada waktu itu Ibu saya harus naik omprengan selama 15 menit, kemudian melanjutkan kaki melintas pesawahan dan hutan selama 30 menit, sementara paginya ia harus menyiapkan segala sesuatu untuk keluarga, Terimakasih Amak.... Saya tak ingin jadi guru, karena waktu itu dipikiran saya jadi guru susah.... Kerja berat gaji kecil... Ibu saya berpesan kerja kantoran lebih enak Nak...
.....
Tempat yang sama waktu yang sama,
Seeprti biasa pada saat musim hujan maka sebagai petani Ayah saya melaksanakan rutinitasnya: Turun kesawah, walaupun ada lagu anak2 yang menceritakan menyenangkannya turun kesawah tapi percayalah bagi saya sang anak petani lagu itu tak berarti apa2... Siapa bilang turun kesawah, mengembala sapi itu enak??? coba saja kalau tak percaya, kalau bukan demi penyambung hidup maka saya akan lebih memilih tidur dirumah saja... Maka ketika kaki saya digigt lintah saat mencabut benih padi untuk ditanam, ayah saya datang menolong dan dengan miris ia berpesan " Belajarlah yang rajin NAk, agar kau tak perlu lagi berpanas-panas dan digigit lintah....
....
Saya akhirnya tak tahu harus jadi apa, tapi yang jelas saya tidak mau jadi dokter, guru dan petani. Maka saya biarkan saja hidup mengalir mengikuti arusnnya. Ketika SMP saya masuk SMP X atas saran paman, ketikan SMA saya masuk SMA Y karna saran Kakak,ketika kuliah saya masuk jurusan Z karena kebetulan temen saya telah memilih jurusan yang saya pilih sebelumnya, sehingga saya mengalah dengan melempar koin burung atau angka.
.....
Memilih pekerjaan saat ini pun bukan bagian dari rencana saya, karena memang menjadi pengangguran itu tidak enak maka saya memasukan lamaran ke semua Instansi termasuk tempat saya saat ini, dan Tuhan punya cara indah menunjukan rahmatnya, Mungkin saya tidak pernah bercita2 kerja ditempat ini tapi satu hal cita2 ibu saya tentang kerja kantoran telah terwujud, dan kerja di ruangan AC dan tak lagi panas2 sesuai keinginan ayah saya juga telah terlaksana.
....
Saya tak punya cita2 tapi saya berhasil mewujudkan cita2 kedua orang tua saya, itu saja untuk sementara sudah cukup....
Hari itu saya lagi ada pelatihan dokter kecil, karna kecil jadi yang dipelajari juga yang kecil-kecil seperti pasir, kuman, upil..eh ga deng...
Pada saat itulah salah seorang kakak pengajar yang cantik seperti Novia Kolopaking (maklum waktu itu lagi musim sinetron Siti Nurbaya) bertanya, " Hayo siapa yang mau jadi dokter beneran???
Semua tunjuk tangan kecuali saya. Si Novia Kolopaking pun menatap saya, dan saya pun menatapnya pandangan kami bertemu dan tanpa terasa ada getar... hei stop kamu kan masih kecil waktu itu.. eh iya hehehee, serius lagi.. Si NK bertnya kepada saya, " Kenapa kamu ga mau jadi dokter??" Dengan lugu saya menjawab " Takut liat orang di bedah, soalnya kemaren pas ayam saya di bantai saya lari"...
......
Itu cerita ga penting saya waktu kecil, jadi kesimpulannya jadi dokter bukan cita2 saya!!!!
Tempat yang sama 14 Tahun yang lalu...
"Nilai kamu bagus pasti karena ibu kamu guru" tuduh seorang bapak2 yang ga lulus SD kepada saya. PAdahal Mak saya kan tidak ngajar di sekolah saya. Saya terkejut dan menjatuhkan gelas ditangan saya, padahal waktu itu saya lagi main kasti...(apa hubungannya?) Saya pulang sambil berlari kencang hingga terasa rumah saya kelewatan, dan saya mundur lagi kemudian dengan berapi-api karena emang lagi di dapur saya bertanya pada nyokap "Mak nilai saya bagus karena apa??? Nyokap jawab, "kenapa ya??? hayoo kenapa???" Saya bingung pemabaca ada yang tau ga???
......
Menjadi guru tidak pernah jadi cita-cita saya, karena ibu saya seorang guru, sungguh menjadi guru adalah hal yang mulia dan itu saya lihat didiri Ibu sang perempuan Luar biasa. Ibu saya menagajar didaerah terpencil, untuk mencapainya pada waktu itu Ibu saya harus naik omprengan selama 15 menit, kemudian melanjutkan kaki melintas pesawahan dan hutan selama 30 menit, sementara paginya ia harus menyiapkan segala sesuatu untuk keluarga, Terimakasih Amak.... Saya tak ingin jadi guru, karena waktu itu dipikiran saya jadi guru susah.... Kerja berat gaji kecil... Ibu saya berpesan kerja kantoran lebih enak Nak...
.....
Tempat yang sama waktu yang sama,
Seeprti biasa pada saat musim hujan maka sebagai petani Ayah saya melaksanakan rutinitasnya: Turun kesawah, walaupun ada lagu anak2 yang menceritakan menyenangkannya turun kesawah tapi percayalah bagi saya sang anak petani lagu itu tak berarti apa2... Siapa bilang turun kesawah, mengembala sapi itu enak??? coba saja kalau tak percaya, kalau bukan demi penyambung hidup maka saya akan lebih memilih tidur dirumah saja... Maka ketika kaki saya digigt lintah saat mencabut benih padi untuk ditanam, ayah saya datang menolong dan dengan miris ia berpesan " Belajarlah yang rajin NAk, agar kau tak perlu lagi berpanas-panas dan digigit lintah....
....
Saya akhirnya tak tahu harus jadi apa, tapi yang jelas saya tidak mau jadi dokter, guru dan petani. Maka saya biarkan saja hidup mengalir mengikuti arusnnya. Ketika SMP saya masuk SMP X atas saran paman, ketikan SMA saya masuk SMA Y karna saran Kakak,ketika kuliah saya masuk jurusan Z karena kebetulan temen saya telah memilih jurusan yang saya pilih sebelumnya, sehingga saya mengalah dengan melempar koin burung atau angka.
.....
Memilih pekerjaan saat ini pun bukan bagian dari rencana saya, karena memang menjadi pengangguran itu tidak enak maka saya memasukan lamaran ke semua Instansi termasuk tempat saya saat ini, dan Tuhan punya cara indah menunjukan rahmatnya, Mungkin saya tidak pernah bercita2 kerja ditempat ini tapi satu hal cita2 ibu saya tentang kerja kantoran telah terwujud, dan kerja di ruangan AC dan tak lagi panas2 sesuai keinginan ayah saya juga telah terlaksana.
....
Saya tak punya cita2 tapi saya berhasil mewujudkan cita2 kedua orang tua saya, itu saja untuk sementara sudah cukup....
No comments:
Post a Comment