Wednesday, February 1, 2012

Off The record OJT II (Part II )


“Lelahkuuuuu jadi lelahku jugaaaa”
Dan demi mendengar suara fals itu, seorang ibu tiba tiba jadi mules.
“Bahaaagiamuuuu bahagiaku pastiii…” Sang diva dengan tanpa merasa sangat bersalah melanjutkan aksinya… Dan toilet pun jadi antri.
“Ki udah deh, jangan terlalu berusaha, cukup lu aja yang denger”
“Lo kenapa sih dai, Lo ga bisa yah lihat gw seneng, lo ga rela ya liat gw bahagia, lo kejam dai…” Dan drama pun bermula, berlanjut hingga tujuh season, ngalahin Cinta Fitri.
Sekali lagi, itulah kesibukan pagi yang tidak penting dari empat orang yang ga penting juga disalah satu sudut kota Jakarta. (Oh ya biar lebih afdhol baca previous note dg judul yg sama)
* * * * * * * * * *
“Dai lu punya fesbuk ga?”
“Eh lu ga nyanyi lagi?”
“Males, ntar suara bagus gw abis, jawab tanya gw dong!”
“Lu nanya apa?”
“Tuhaaaaaaaan, apa salah gw harus sekelompok ama lu… Sin punya fesbuk ga?
Shinta yang lagi seru-serunya berkhayal tentang pacarnya nun jauh disana tetiba kaget “Ha??? Tesbuk? Buku tes?”
“Fesbuuuk bukan tesbuuuuuk…”
“Oooh fesbuk…”
“Ada ya lu? Add gw dooong”
“Nggak’
Gubrak, setumpukan file tiba2 jatuh dari tempatnya… Kiki baik2 aja kok, nggak jatuh dianya, jangan terlalu berharap.
“Ri…” Si mata sipit ini ga jadi melanjutkan kalimatnya demi melihat Rini yang tertidur pulas di pojokan kubikel. Kiki bingung, dia ga tau harus ngapain lagi demi menghadapi teman-temannya ini. Tiba2 muncul semangat dalam diri Kiki untuk ,membuat mereka lebih maju lagi, saking semangatnya dia berdiri dan mengacungkan tinju keatas sambil berteriak “Merdekaaa!!!!”
Teriakan lengking fals itu kemudian mengagetkan segenap penghuni ruangan itu.
“Allahu Akbar!!!! Mbak kenapa? Agustusan udah lewat loh mbak…” Bapak kubikel sebelah yang kaget dengan teriakan Kiki tiba-tiba nongol.
“Eh..eh maaf pak, maklum saya semnagat sekali OJT disini untuk mendapat ilmu yang lebih mendalam” Jawab kiki sekenanya.
“Waaah selamat kalau gitu, begini nih anak muda harapan bangsa” dan bapak itu kemudian menyalami Kiki. Kiki hanya mesem-mesem.
Setelah insiden itu Kiki kemudian menghadap tiga temannya yang tiba2 saja telah berkumpul di sudut kubikel dengan pandangan tidak mengerti ke arah Kiki.
“Eh rini udah bangun”
“Iya nih, kebangun gara-gara mimpi kejatuhan pesawat Sukhoi”
“Punya fesbuk ga?”
“Punya doong”
“Naaah, add gw dong”
“add? Itu ngapain?”
“Di add rin, kita jadi teman gitu”
“Lah kita kan udah jadi teman Ki, emang selama ini gue lu anggap apa? Apa artinya kedekatan selama ini?
“ Hadeeh, maksud gue, temenan di fesbuk riiin, bukan sekarang…”
“Eh Fesbuk? Apaan tuh?” Rini malah bingung
“Lah, tadi kan lu bilang ada???”
“Gw kira yang lu maksud notebook, kalau fesbuk gw ga tau”
“ Jauh kali riiin…”
“Huffft…Sudahlah, kalian dengerkan gw aja” kiki menghela napas berat.
Jadi gini, di zaman modern yang serba gaul sekarang ini, ada jejaring social yang memungkinkan kalian untuk berkomunikasi dengan teman-teman lai di dunia maya”
“Maya siapa?” tiba-tiba shinta nanya.
“Jangan potong kalau gw lagi khotbah, dan ga usah tanya siapa itu maya, gw aja belum kenalan.” Dan mulailah kiki bercerita tentang facebook dengan bersemangat dan muncrat. Intinya Kiki ingin ketiga temannya itu tahu dan mempunyai akun facebook.
“ Jadi gitu, kalian harus bikin facebook” Kiki mengakhiri pidatonya.
Kokok… (nih burung kenapa selalu ada sih?)
“Kalian ko diem sih?”
“Lu ngomong apa ki?” Badai sekali lagi bikin masalah.
Dan pada saat itu kiki merasa sangat terpukul, ia tak menyangka pidatonya tentang facebook  hanya dianggap angin lalu oleh teman OJT nya itu.
“Baiklah, gw ga tahu lagi harus berbuat apa untuk kalian, tapi kayanya dari pada pusing sendiri bagaimana kalau besok kita bikin facebook bareng, sementara itu kalian harus beli modem dulu”
“Haa… kalau modem si Holin ada jual tuh” Kata rini.
“ Haa holin sekarang jualan modem? Sejak kapan? Udah ga kerja lagi?”
“Yee, besok badai kita keluarkan dari grup ini aja, dari tadi ga ada nyambung-nyambungnya, yang jual dajal, pacarnya holin, nah si Holin Bantu”
“Iya nih si badai  bikin susah kita aja” Kiki merasa dapat dukungan dari Rini.
“Iya deh, mulai sekarang gw diem” Badai sedih, dia kemudiam nyungsep di pojokan.
“Emang berapa harga modemnya rin? Kayanya enak juga tuh bisa skype-an ama pacar gw di Malaysia” Shinta sepertinya tertarik.
“Kemarin sih bilangnya ke Ni, 950 ribu”
“HAAAAA???? GA BISA KURANG? 200 RIBU KEK!!!”
“Shin, santai dong, ini bukan di tanah abang, kalau ga sanggup beli ya udah, ntar pinjem punya gw aja” Kiki menawarkan alternatif.
“Gw pengen punya juga ki, ga ada gitu ya yang kw3, biar buatan china ga papa deh…”
“Yeee China buat juga mahal kali”
“ Ga papa deh, besok gw ambil tabungan untuk nikah aja…” Shinta sendu.
Suasana berubah syahdu, sungguh suatu pengorbanan yang sangat besar demi sebuah modem.
“Nanti Ni usahakan agar dapat diskon deh”
“Ha.. serius rin?”
“Iya Diskon 10ribu”
“Yaaa sama aja bokek”
“ Ya udah, ga papa sekali ini Shin, ntar juga bisa dipakai lama”
“Iya.”
“Okeh, jadi besok kita beli modem ya… Setujuu”
“Setujuuu” Rini dan Shinta menjawab serentak.
“Gimana Dai???”
Dan ketiga wanita itu terpana demi menyaksikan Badai tertidur pulas di pojokan kubikel.


*masih dipersembahkan untuk Rini, Shinta dan Kiki

No comments: