Saturday, March 10, 2012

CERITA TIGA HATI

ALDVI : Pertemuan Tak Sengaja

 
Aldvi masih tidak mengerti perasaannya. Antara senang dan satu lagi nggak dimengerti itu. Pertemuannya dengan Sera tadi sedikit mengusik pikirannya. Ah Sera,  perempuan yang sempat bermain-main di pikirannya. Aldvi sendiri bingung dengan apa yang ia rasakan saat ini. Ia senang ketika mendengar tentang Sera, tentang apa aja, Tak ada yang tahu, Aldvi sering memantau Sera di facebook. Apa namanya itu? Stalker?

Adalah tadi, sumber kekacauan pikiran Aldvi. Secara ta sengaja ia bertemu dengan Sera. Setelah sekian lama, Aldvi juga lupa, kapan terkahir kali bertemu Sera. Sejak lepas dari SMU, ia jarang bertemu Sera, kalaupun bertemu tak lebih dari hanya sekedar menyapa hingga tadi siang….
 *****

Tamat kuliah itu mggak enak, begitulah pemikiran Aldvi saat ini. Kemana-mana pergi selalu disambut pertanyaan “Kerja dimana sekarang?” Sungguh yang bertanya itu sangat tidak mengerti beban maha berat yang kini dipikul Aldvi. Enakan kuliah dimana-mana, ga perlu mikir kerja, dikasih jajan lagi. Sebenarnya Aldvi telah mencoba berbagai kesempatan, tapi tak ada perusahaan yang menerimanya hingga saat ini. Apa yang salah? Gw kan ganteng, kata Aldvi suatu ketika, tanpa ia sadari Ganteng itu tidak pernah ada dalam syarat melamar pekerjaan.

Suntuk di rumah, Aldvi berencana untuk pergi jalan-jalan. Siapa tau di jalan ada pekerjaan yang bisa dia dapatkan. Salah satu Mall di Kota Bandung akhirnya menjadi tujuannya, yah dia tidak tahu lagi harus kemana. Doni dan Reza yang diharap bisa diajak hang out bareng malah ada janji kencan dengan dengan pacar masing-masing. Satu lagi beban hidup Aldvi yang belum terpecahkan sekarang adalah JOMBLO. Apa yang salah? Gw kan Ganteng? Nah kali ini baru tepat pemikiran Aldvi.

Ternyata muter-muter bahkan setiap sudut mall telah dijelajahi Aldvi tak membantu menghilangkan suntuknya. Ke rumah Deka adalah tujuan berikutnya. Tepat sesaat sebelum ia memutuskan meninggalkan mall untuk ke rumah Deka, ia melihat sesosok yang ia kenal.

“Sera!!!”
“Eh… Hai… Al?? Lagi ngapain disini?” Wanita itu, Sera, kaget disapa tiba-tiba.
“Ya.. jalan-jalan aja, lah kamu ngapain kesini? Bukannya di Jakarta?” Aldvi memperhatikan Sera, tidak ada yang berubah. Itu Sera yang dulu.
“ Lagi wiken kali, tidak ada yang bisa memisahkan aku dari Bandung…”
“Udah kerja?”
“ Ya Ser, kirain kamu ga akan nanyain itu”
“Eh Maap… Mau kemana?
“Rencananya sih mau ke tempat Deka, tapi ketemu kamu jadi ga jadi deh?”
“Kok ga jadi?
“Kan ketemu kamu, mending ketemu kamu deh dari pada Deka”
“Hahaha… , bisa aja Al”
“Lah bener kan? Haha… Udah lama juga ya?
“Udah lama apaan?”
“Kita. Ga ketemu. Udah makan? Pizza yuk?”
“Hmm… mau sih, tapi aku udah makan tadi…”
“Yaaah, padahal kan aku mau minta traktiran ama kamu…’
“ Lain kali aja… Soalnya aku juga mau cari kado untuk teman gitu, ada yang nikah…”
“Oh ya, siapa?
“Ada deh, Temen, ga kenal juga kamunya…”
“Mau aku temenin?”
“Iiih jangan, soalnya yang mau ku beli itu khusus perempuan”
”Emang kenapa? Kamu mau beli pakaian dalam?
“Mmmm, lebih tepatnya lingerie, mau ikut?
“Haha, makanya kamu ga akan nyaman, lagian aku udah bareng Ana kok…”
“Ana? Mana?”
“Tuh lagi di bodyshop nyari bodybutter”
“Ooh, ya udah, lain kali ya, kamu utang nraktir aku loh…”
“Oke, tenang, ntar mau bobol tabungan dulu”
“Hahaha, janji ya…”
“Ya udah, aku pergi dulu…”
“Kemana?”
“Pulang, soalnya kamu ga bisa ditemenin sih”
“Emang kamu mau nemenin aku beli Lingerie?”
“Nggak, hahaha… ya udah aku pergi dulu ya…”

Aldvi meninggalkan Sera, sekali-kali ia menatap kebelakang dan ia tahu Sera memperhatikannya. Ia tersenyum, melirik lagi dan masih melihat Sera menatapnya. Ia melambaikan tangannya dan berbalik menuju parkiran. Ada perasaan senang ketemu Sera lagi. Ia Tak mengerti, pikirannya berkecamuk, di satu sisi ia manganggap wajar, senang ketemu teman lama, di sisi lain ia mempertanyakan, apakah benar hanya karena teman lama saja. Entahlah.

“Lu jadi ke tempat gue?”

Sebuah pesan singkat dari Deka.

“Ga jadi, ada urusan mendadak di rumah”

Aldvi berbohong, sebenarnya ia tak tahu harus kemana, tapi ke tempat Deka bukanlah opsi bagus. Deka sahabat dekatnya, sedikit perubahan di wajahnya saja, Deka akan langsung tahu. Dan ia tahu sekarang pikirannya kacau, dan tersangka utamanya tentu saja Sera. Ia tak ingin Deka mencecarnya, tidak kali ini, mungkin nanti. Cuaca Bandung tak sedingin dulu lagi, tapi hati Aldvi siang itu sangat sejuk. Perlahan mobilnya melaju, membelah kota Bandung.

 
SERA: Mengejar Target

“Capek Na”
“Jangan dulu, satu barang lagi”
“Lama amat sih nyari satu barang aja”
“Soalnya ini ga bole ma…
“ITU ALDVI!!!” Ana tidak jadi melanjutkan, demi teriakan tertahan Sera.
“Aduh, gw harus gimana doong, aduh serius, gw harus ngapain” Sera panik sendiri.
Ana bengong melihat tingkah sahabatnya, yang tiba-tiba grasak grusuk ga karuan.
“Kenapa lu kaya cacing kepanasan gitu sih, emang kenapa kalau ada Aldvi, lagian dia juga jauh di ujung sana, liat juga engga kali”
“ Jangan sampai liat, jangan sampai liat” Sera masih panik sendiri.
“ Lu kenapa sih Ser, orang jauh gitu, lagian dia kayanya ga menuju kesini deh…”
“Itu masalah… masalah banget, gw harus ketemu dia”
“ Ya udah, pergi sono samperin…”
“Aduuh Ana, ga level lah gw yang ngedeketin, adanya dia yang harus deketin gw…”
“Errr… yang liat dia kan lu Ser, dia belum tentu juga tahu lu ada disini, nah lu mau ketemu dia atau nggak?”
“Ya mau lah… gimana penampilan gw??
“Berantakan”
“Good, pede gw ilang, harusnya tadi gw ke salon, kalau gini kan ga enak dilihat”
‘Mau Pede lu ilang kek, mau lu ke salon kek, si Aldvi nya udah pergi tuh”
“Hah????’ Kok lu biarin???”
“Lah yang biarin sopooooo? Ketemu juga nggak, lu sih panik sendiri, udah jauh tuh dianya, telpon aja gih…”
Belum sempat Ana melanjutkan ocehannya, tiba-tiba Sera menarik tangannnya dengan kuat dan mengajaknya berlari.
“Ser, mau kemana?”
Sera, tidak menjawab, ia terus menyeret Ana, maka terlihatlah pemandangan dua wanita yang tengah berlari-lari di mall sambil sesekali merundukan badan.
“Napain sih Ser pake nunduk-nunduk segala?’
“Biar ga keliatan Aldvi-nya”
“Ya nggak mungkin keliatanlah dia didepan kita gitu, jauh lagi…”
“Udah lu ikut ajaa…”
“Eh dia belok tu…”
“Cepat, kita harus motong jalur dia, lewat sini….’
Dan dua wanita itu masih berlari-lari tanpa peduli pandangan aneh pengunjung lain. Dengan sedikit liukan kesana-sini dan memotong jalur-jalur alternatif, akhirnya mereka bisa mendahului jalur Aldvi.
“Sekarang gimana?”
“Udah kita pura-pura belanja di bodyshop, ntar kalau dia udah dekat, pura2 keluar gitu”
“beli apa di bodyshop?
“Bodybutter’
“Gw kan ga make”
“Gw ga nyuruh make, gw nyuruh lu beli… Cepaaaat dia makin dekat…”
Sera dan Ana masuk ke Bodyshop, Ana yang dengan hati tidak rela pun pura-pura belanja Body Butter. Tepat sesaat sebelum Aldvi sampai di depan counter bodyshop Sera keluar dengan anggun seakan baru selesai belanja.
“Sera???
“Eh… Hai… Al?? Lagi ngapain disini?” Sera pura-pura kaget.
Pas. Tepat sesuai yang direncanakan Sera.

No comments: